Kamis, 30 Oktober 2008

Mutilasi, tega dan sadis.

kata ini banyak dibicarakan di masyarakat, beberapa waktu yang lalu kata mutilasi menjadi populer karena ulah Ryan yang membunuh kenalannya dan memutilasi korbannya.

Sang jagal Ryan belum di sidang, tiba2 ada berita ditemukannya potongan2 daging manusia di Bis Mayasari Bhakti jurusan Kalideres-Pulogadung Jakarta, sudah barang tentu pelakunya bukan Ryan sebab dia kan sudah meringkuk ruang tahanan Polda Metro Jaya. Heboh dan polisi pun sempat bingung mencari identitas korban, tanda satu2 nya adalah tato yang disalah satu potongan daging itu. Kerja polisi sekarang ini patut di acungi jempol, karena akhirnya identitas korban diketahui dan pelakunya: SM pun ditangkap. Sang pelaku (SM) seorang wanita yang juga istri korban. Katanya; alasan membunuh, karena sang suami akan menikah lagi, memang konon kabarnya sang suami memang tukang kawin. Membunuh pasangan hidup itu sudah termasuk raja (ratu) tega, terus di mutilasi, ini menurut saya sudah keterlaluan atau sebut saja: sadis !

Yang saya baca dari detik.com,

SM membawa potongan tubuh suaminya dengan tas kresek dan ada yang dititipkan di Kalideres, ditinggal di biskota dan kepala korban (dalam kantong plastik) ditinggal di taxi yang di naikinya.

Terbayang ............... gimana terkejutnya sang sopir taxi ketika menemukan kepala itu ? Yang menjadi pertanyaan, seandainya pengakuan SM pada polisi benar, kenapa sang sopir taxi tidak langsung lapor polisi ketika menemukan potongan kepala ?
Sekarang polisi sedang berusaha menemukan bagian2 tubuh lain dan kepala sang korban.
SM seorang wanita setengah baya, apapun alasannya dia telah tega membunuh sang suami dan memutilasinya. Bisa jadi ide me-mutilasi muncul karena dia melihat berita Ryan di televisi atau koran, tetapi diluar itu semua, saya menyimpulkan bahwa SM adalah ratu tega dan sadis.


Senin, 27 Oktober 2008

80 tahun Sumpah Pemuda


28 Oktober 1928 terlahirnya Sumpah Pemuda. Ikrar para pemuda saat itu masihkah menjiwai pemuda Indonesia saat ini. Perjuangan demi perjuangan dilakukan oleh pemuda, generasi muda anak bangsa. Perjuangan tidak akan pernah berhenti, masih banyak yang harus dilakukan oleh pemuda pemudi dimasa depan, melangkah maju tanpa narkoba, melangkah maju untuk kejayaan Indonesia. Tunjukan pada dunia bahwa Indonesia adalah negara besar yang mampu berdiri sendiri, mampu membangun dengan pikiran dan keringat sendiri, raih kejayaan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

Maka kita tengok sejarah Soempah Pemoeda agar kita bisa menjiwai kebesaran Soempah Pemoeda.

Sejarah Sumpah Pemuda :

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Jamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, sependapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada sesi berikutnya, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

style="font-family:georgia;">Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia” karya Wage Rudolf Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia, berbunyi :





Sabtu, 18 Oktober 2008

Perginya Sang Ratu Horor.

Dia dikenal sebagai Ratu Horor, karena artis film layar lebar ini hampir selalu memerankan film-film horor. Suzanna yang mempunyai nama panjang Suzanna Martha Fredrika van Osch telah berpulang pada Yang Maha Kuasa pada 15 Oktober 2008, sehari setelah ulang tahun yang ke 66.
Meninggal di Magelang dan dimakamkan di TPU Giriloyo Magelang dan tak satupun artis film yang datang mengantarnya ketempat per-istirahatannya yang terakhir, ada yang menggambarkan bahwa ini adalah sebuah misteri, termasuk juga kematiannya itu, tetapi sebenarnya suasana pemakaman yang tanpa hiruk pikuk ini adalah atas permintaan Suzanna sendiri yang sudah dibuatnya dalam sebuah tulisan jauh sebelum dia menghembuskan nafas terakhir.

Secara pribadi, Suzanna bagi saya adalah sosok seorang wanita yang ramah, mengingatkan pada 31 tahun yang lalu dimana Suzanna masih bertempat tinggal di jalan Wijaya Kebayoran Baru Jakarta Selatan yang bersebelahan dengan SMP XII Jakarta. Putranya Arie Adrianus sudah lebih dahulu meninggal ditahun 1977, sebelum meninggal, Arie Adrianus amat dikenal oleh kalangan remaja2 di Kebayoran Baru yang mana disaat itu banyak geng-geng anak muda dan salah satunya adalah geng ER-ER-AN, geng remaja yang suka kebut2 an di jalan raya di Jakarta. Kala itulah saya sering ketemu dengan Suzanna ketika saya sempat bermain dengan Arie Adrianus, kesan saya ; Suzanna selalu menyapa teman2 Arie, walau itu sekedar "hello".


Membintangi banyak film yang rata2 film horor menjadikan Suzanna seorang legendaris, film yang saya ingat judul nya : Beranak Dalam Kubur, Bernafas Dalam Lumpur & Nyi Blorong.
Semua orang akan kembali kepadaNYA,
Suzanna telah berpulang.
Selamat jalan Bu, semoga amal ibadahmu diterima Tuhan YME.

Jumat, 10 Oktober 2008

Keroncong, akankah diminati generasi mendatang ?

Ketika saya mencari download mp3 lagu keroncong, ternyata situs yang menyediakan tidak banyak & inipun hanya terbatas pada lagunya Sang Legendaris "walangkekek" Waljinah. Di era tahun 70an yang namanya Lagu2 Keroncong begitu booming nya, artis2nya pun jadi nge-top, rasanya tidak ada yang tak kenal sama Waljinah, Mus Mulyadi, Wiwik Soembogo, Natalia Seiko dan banyak lagi lainnya.
Sekarang ini mungkin untuk menemukan lagu2 keroncong baru amatlah sulit, kalau tidak mau dikatakan "hidup segan-mati tak mau", walau sebenarnya artis2 penyanyi itu mempunyai kumpulan HAMKRI, tapi eksistensi mereka se akan2 tenggelam oleh jenis2 musik2 lainnya. Saya belum berhasil meng-interview Sang Legendaris Waljinah (karena janji dari sang suami untuk menyediakan waktu bincang2 tentang Waljinah ternyata gagal tanpa pemberitahuan dan alasannya sedikit juga) untuk tahu lebih banyak tentang kegiatan HAMKRI saat ini.

Sekelumit keadaan penyanyi keroncong saat ini saya dapatkan dari obrolan dengan Ibu Natalia Seiko, wanita yang saat ini telah ber usia senja.Terlahir dengan nama Siti Suwarsiki, yang kemudian populer dengan nama Seiko setelah bergabung bernyanyi dengan band Ayodya di tahun 1967. Penyanyi keroncong ini pernah membuat 4 album berduet dengan Mus Mulyadi dalam bentuk piringan hitam, tetapi album2 ini dipasarkan ke Suriname bukan untuk konsumsi dalam negeri. Saat permintaan manggung mulai sepi, Ibu Seiko mencari peluang usaha lain, yaitu merias pengantin khas Solo. Beauty Salon yang berada dirumahnya yang asri ditengah kota Solo diberi nama Puspa Jelita. Diakui olehnya bahwa permintaan untuk bernyanyi saat ini sangat kurang sekali, maka pilihan menjadi perias pengantin adalah tepat. Jadi Ibu Seiko selain dikenal sebagai penyanyi keroncong, sekarang ini juga dikenal sebagai perias pengantin yang handal. Pengalaman merias pengantin juga di ajarkan olehnya pada ibu2 & remaja putri dikalangan kelurahan ditempat ia tinggal.

Waljinah yang lahir di Solo 7 Nopember 1945 pernah menjadi juara Bintang Radio Indonesia tahun 1965 begitu populer dan dikenal hingga sekarang, beberapa lagu keroncong yang sering dinyanyikan olehnya adalah : Walangkekek, Jangkrik Genggong, Kacu Biru, Pamitan & Rujak Uleg.

Generasi berikutnya untuk artis penyanyi keroncong yang cukup populer adalah Sundari Soekotjo. Putri dari Bapak Soekotjo Ronodihardjo, begitu tampak nJawani, cantik dan penuh pesona, 20 tahun lebih muda dibanding Waljinah, Sundari Soekotjo lahir di Jakarta 14 April 1965. Beberapa kali ikut pemilihan bintang radio, tahun 1978 menjadi finalis dan tahun 1979 ia merebut juara kedua, penyanyi yang dikalangan keluarga dipanggil Unti saat itu ketahuan mencuri umur, dia waktu itu baru berumur 14 tahun dan masih sekolah di SMP Negeri 80 Halim Jakarta Timur, padahal syarat minimal umur adalah 15 tahun untuk bisa ikut dalam kelompok penyanyi dewasa wanita.


Baru pada tahun 1983 Unti terpilih sebagai juara pertama Pemilihan Bintang Radio & Televisi Indonesia. Dikenal oleh masyarakat sebagai penyanyi keroncong, tapi selebihnya dia juga ber profesi sebagai Guru Kesenian SMA Negeri 38 Jakarta, Presenter dan Dosen di Univ. Negeri Jakarta.
Lagu Keroncong juga pernah dinyanyikan oleh kelompok musik legendaris Koes Plus dengan versi yang khas dengan ciri Koes Plus. Dulu lagu2 keroncong sering diperdengarkan oleh radio siaran swasta, sekarang ini mungkin tinggal beberapa radio yang setia memperdengarkannya pada pendengarnya. Setelah dua legendaris (Waljinah & Sundari Soekotjo) tidak ada lagi (atau belum ?) legendaris2 baru yang muncul, sementara pemilihan bintang radio & televisi jenis lagu keroncong pun sudah tak ada. Lagu2 keroncong baru & penyanyi baru yang mau menyanyikannya makin jarang. Akankah keroncong diminati generasi mendatang ? Ini semua kita kembalikan pada mereka yang berkecimpung di langgam keroncong, HAMKRI, Waljinah, Sundari Soekotjo dan tokoh2 keroncong lainnya, mampukah mereka mengembalikan citra kejayaan lagu keroncong ? Dan apakah pemerintah akan memberi perhatian pada lagu2 keroncong yang mau tidak mau adalah salah satu ciri budaya bangsa ? Jangan sampai nanti tiba2 negara sebelah mengakui Lagu2 Keroncong asalnya dari mereka, baru pemerintah kebakaran jenggot.
walangkekek, menclok nang tenggok mabur maneh, menclok nang pari ojo ngenyek yo mas, karo wong wedho yen ditinggal lungo, setengah mati